x

Pesan Masduki untuk HMI Cilegon: Jaga Spirit Keislaman, Rawat Nalar Kritis

waktu baca 2 menit
Sabtu, 6 Sep 2025 00:04 19 Redaksi

CILEGON-PARLEMEN.COM, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon resmi melantik kepengurusan baru di Aula Kominfo Kota Cilegon, Sabtu (6/9/2025). Acara ini mengusung tema “Kolaborasi menjaga spirit keislaman dan keindonesiaan untuk mewujudkan Indonesia Smart & Health City”.

Sejumlah tokoh hadir dalam momen tersebut, di antaranya tokoh Banten Embay Mulya Syarif, Kapolres Cilegon, jajaran KAHMI Banten, Ketua DPRD Cilegon sekaligus alumni HMI Rizki Khairul Ichwan, Wakil Ketua DPRD Cilegon Masduki (alumni HMI), anggota DPRD Ari Muhammad dan Fauzi Desviandy, hingga Ketua HMI Badko Jabotabeka-Banten.

Pesan Masduki: Jadi Mitra Strategis Pemerintah

Dalam sambutannya, Masduki yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Cilegon dari Fraksi PAN menekankan pentingnya peran HMI sebagai mitra strategis pemerintah. Ia berpesan kepada nahkoda baru HMI Cabang Cilegon, TB Rizki Andika, agar membawa organisasi mahasiswa ini lebih maju dan tetap relevan di tengah dinamika zaman.

“Saya dulu juga digembleng di HMI, dapat banyak pengalaman, ilmu, dan pelajaran. Itu salah satu bekal yang membuat saya bisa duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Cilegon. Jadi saya berharap adik-adik bisa memaksimalkan peran HMI, bukan hanya untuk kampus tapi juga bagi masyarakat,” ujar Masduki.

HMI dan Tradisi Nalar Kritis

Masduki juga menyinggung situasi politik nasional yang belakangan ramai dengan aksi mahasiswa di berbagai daerah. Menurutnya, HMI harus tetap konsisten sebagai representasi masyarakat dan control society untuk menyuarakan aspirasi rakyat.

“Kemarin adik-adik HMI sudah menyuarakan aspirasi ke DPRD Cilegon, dan kami siap mengawal. Tapi sebelum turun ke jalan, mari kita kuatkan budaya diskusi. Ada diskusi reguler, ada forum-forum kecil, itu penting untuk merawat nalar kritis dan ilmu pengetahuan,” jelasnya.

Ia mengingatkan, tradisi intelektual itu pernah jadi senjata utama mahasiswa, termasuk saat HMI terlibat aktif dalam diskusi nasional yang mengiringi reformasi 1998 hingga lengsernya Presiden Soeharto.

“Di era 1997–1998, HMI bersama mahasiswa lain melakukan diskusi kampus-kampus soal isu nasional, bukan hanya lokal. Dari sana lahirlah gerakan besar yang akhirnya mengguncang rezim. Itu contoh bagaimana nalar kritis mahasiswa bisa mengubah bangsa,” tutupnya.

(Yan/Red*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x