
CILEGON-PARLEMEN.COM – Di tengah kemeriahan seremoni riung mungpulung yang digelar jelang peringatan Hari Kemerdekaan, suasana Gedung DPRD Kota Cilegon mendadak memanas. Lima orang mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon menerobos masuk ke ruang sidang paripurna pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Dipimpin Rizki Andika, Ketua Formatur HMI Cilegon, para mahasiswa itu mendesak para anggota dewan untuk membuka mata terhadap kondisi riil masyarakat. Mereka menuding pemerintah daerah terlalu sibuk mengundang investasi, namun lupa pada persoalan mendasar: kemiskinan.
“Cilegon harus berdaulat! Di tengah gempuran investasi, rakyat masih dijajah kemiskinan,” seru Rizki dari balik pengeras suara. “Cilegon belum merdeka! Anggaran daerah habis untuk belanja birokrasi, sementara rakyat menggantungkan hidup dari hari ke hari.”
Aksi itu memaksa jalannya sidang sempat terhenti selama beberapa menit. Sejumlah petugas keamanan internal DPRD tampak berjaga, namun situasi tetap terkendali.
Pernyataan Rizki bukan tanpa dasar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon tahun terakhir menunjukkan angka kemiskinan stagnan dalam tiga tahun terakhir. Meski geliat pembangunan terlihat dari bertambahnya kawasan industri dan komersial, disparitas ekonomi justru melebar. Investasi tak selalu berbanding lurus dengan kesejahteraan.
“Kami bukan menolak pembangunan, tapi ini soal arah kebijakan. Untuk siapa kota ini dibangun?” ujar Rizki ketika dimintai keterangan usai aksi.
Pemerintah Kota Cilegon belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, sejumlah anggota dewan mengaku akan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa dalam forum internal.
Di atas podium, para wakil rakyat menyampaikan pidato kemerdekaan. Di luar ruang sidang, suara kemarahan anak muda menggema: Cilegon masih miskin. Cilegon belum merdeka.
(Yan/Red*)

Tidak ada komentar