
CILEGON-PARLEMEN.COM, Komitmen membangun ekonomi kerakyatan tak hanya jadi wacana. TJOKRO Foundation menunjukkan langkah konkret lewat gelaran pelatihan manajemen usaha dan bazar UMKM yang berlangsung di Aula DPRD Kota Cilegon, Sabtu, 26 Juli 2025.
Acara ini menggandeng berbagai pihak, mulai dari anggota DPRD Cilegon, kalangan industri, hingga pelaku UMKM lokal. Puluhan peserta yang terdiri dari pelaku usaha, mahasiswa, dan organisasi pengusaha turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Hadir sebagai pemateri, Ketua Komisi II DPRD Cilegon Fauzi Deviandy, Anggota DPRD M. Sidqi Andreza, perwakilan PT Krakatau Global Trading Sellvy Annekinda, praktisi bisnis digital Yulita Faralina, serta Dewan Penasehat Tjokro Foundation, Horas K. Sirait.
Fokus Pelatihan: Ilmu Terapan & Kolaborasi Strategis
Founder Tjokro Foundation, Bukhari Syed Albar Harahap, menekankan pentingnya pelatihan berbasis praktik bagi pelaku UMKM agar mampu bersaing baik secara offline maupun online.
“Ini bukan sekadar pelatihan biasa. Kami ingin memberi ilmu yang langsung bisa diterapkan. Tujuannya, agar UMKM Cilegon mampu memasarkan produknya lebih luas dan bertahan di era digital,” ujar Bukhari.
Menurutnya, Tjokro Foundation lahir sebagai komunitas anak muda yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, teknologi, dan politik. “Kami akan terus menjadi penyeimbang antara kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman, khususnya di Cilegon,” tegasnya.
DPRD Cilegon Janji Fasilitasi ke Dinas Terkait
Dua legislator, Fauzi dan M. Sidqi, menyatakan siap menjembatani para pelaku UMKM dengan instansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM. Mereka menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan pelaku usaha dalam membangun ekonomi lokal.
“Kami siap bantu fasilitasi agar UMKM dapat dukungan konkret, mulai dari pelatihan, akses permodalan, hingga pemasaran,” ungkap Fauzi.
Industri Bicara: UMKM Harus Naik Kelas
Sellvy Annekinda, yang juga psikolog industri dan organisasi, mengingatkan bahwa UMKM tak cukup hanya mengandalkan semangat. Perlu strategi dan branding yang kuat agar usaha bisa bertahan.
“UMKM itu jantung ekonomi lokal. Tapi kalau tidak belajar dan berkembang, ya akan tertinggal. Kuncinya ada di branding dan adaptasi digital,” ucapnya lugas.
Menurut Sellvy, kota industri seperti Cilegon punya peluang besar bagi UMKM, asalkan ada komunikasi dan kolaborasi yang erat antara pelaku usaha dan dunia industri.
Bazar Produk Lokal: Bentuk Nyata Kolaborasi
Sebagai penutup acara, digelar bazar produk lokal dari berbagai UMKM binaan. Ajang ini menjadi etalase nyata keberhasilan pelatihan sekaligus wadah promosi bagi produk-produk lokal Cilegon.
Melalui kegiatan ini, TJOKRO Foundation membuktikan bahwa penguatan UMKM bukan sekadar jargon. Dengan menggandeng legislatif, pelaku industri, hingga komunitas, ekosistem usaha kecil di Cilegon tampaknya siap untuk naik kelas.
(Yan/Red*)

Tidak ada komentar