CILEGON-PARLEMEN.COM, Sebuah pemandangan tak biasa menghiasi perairan Mekarsari, Merak, Minggu (3/8/2025). Sebuah bendera merah putih raksasa berukuran 20×10 meter dibentangkan oleh ratusan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan dan lingkungan, tepat di tengah laut. Aksi ini bukan sekadar seremonial kemerdekaan. Ini adalah simbol perlawanan terhadap kerusakan laut.
Salah satu suara paling lantang terdengar dari Ahmad Hafid, Anggota DPRD Kota Cilegon dari Fraksi PAN, sekaligus Ketua Asosiasi Keselamatan Selam Indonesia (AKSI). Ia menegaskan, kegiatan ini adalah bagian dari misi serius: menjadikan laut sebagai fondasi ekonomi biru Indonesia.
“Laut bukan cuma soal pemandangan indah atau tempat selfie. Ini soal keberlanjutan hidup, sumber pangan, dan masa depan ekonomi kita. Menanam terumbu karang bukan gimik, tapi aksi nyata yang berdampak sosial dan ekonomi,” tegas Hafid kepada jurnalis wilip.id di lokasi.
Menurut Hafid, ekonomi biru bukan sekadar wacana, tapi jalan strategis yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk memperkuat sektor maritim. Transplantasi terumbu karang yang dilakukan para relawan di Merak hari itu bukan simbolisme kosong. Ia menyebut aksi ini harus menjadi gerakan tahunan dan didukung kebijakan konkret dari pemerintah daerah.
“Kalau ini ditopang dengan kebijakan yang konsisten, Cilegon bisa jadi model nasional pengelolaan laut berbasis edukasi, wisata, dan konservasi,” ujarnya.
Dari Seremoni ke Aksi Nyata
Aksi ini digagas Forum Potensi SAR (FOTSAR) Banten bersama AKSI, melibatkan 200 personel gabungan, termasuk 30 perenang dan 10 penyelam, serta puluhan tim perahu dan medis. Bendera raksasa dibentangkan di tengah laut, dilanjutkan dengan penanaman terumbu karang—langkah nyata melawan degradasi ekosistem laut yang kian mengkhawatirkan di kawasan pesisir Merak.
Ketua FOTSAR, Taufiq, menyatakan laut Merak punya potensi besar bukan hanya untuk pariwisata, tapi juga edukasi kebencanaan dan lingkungan. “Kita ingin laut dilihat sebagai bagian dari kedaulatan dan kehidupan,” katanya.
Dukungan Pejabat dan Apresiasi TNI
Aksi ini juga menarik perhatian para pejabat tinggi. Letjen TNI Kunto Arif Wibowo, Pangkogabwilhan I, menilai kegiatan ini mencerminkan semangat bela negara dari para relawan. Sementara Wali Kota Cilegon, Robinsar, yang turut hadir bersama istri, menyebutnya sebagai bentuk cinta tanah air yang menyatu dengan alam.
“Momentum seperti ini penting untuk membangun semangat nasionalisme dan mempromosikan wisata bahari Cilegon,” ujar Robinsar.
Dukungan juga datang dari BPBD, TNI-Polri, Basarnas, dan berbagai komunitas seperti POSSI, PMI, Karakatau Posco, dan lainnya.
Bukan Sekadar Merak dan Pelabuhan
Ahmad Hafid menutup pernyataannya dengan harapan besar: Merak harus dikenal lebih dari sekadar pintu lintas Jawa-Sumatera.
“Kita bisa ubah narasi. Merak bukan cuma soal pelabuhan, tapi juga destinasi wisata bahari berbasis pelestarian. Ini investasi jangka panjang untuk generasi mendatang,” pungkas Hafid.
(Yan/Red*)
Tidak ada komentar